Saya akan menjelaskan sedikit tentang pangkat polisi . pasti kalian sering berpikir "berpala tahun seorang polisi naik pangkat ?" "Apakah lulusan Sarjana Hukum berpengaruh pada penaikan pangkat polisi ?" . Saya akan menjelaskan semuanya pada atikel kali ini ...................
Polisi itu dibagi dua bagian. Bagian pertama adalah pelaksana utama, dan bagian kedua adalah manajerial. Pelaksana dalam Polri disebut golongan BINTARA, sedangkan manajer disebut golongan PERWIRA. Pernah menonton film luar negeri tentang polisi kan? Seperti “Good Cop Bad Coop“, Hunter dsb. Pasti ingat tokoh utamanya sering dimarahi atasannya, bahkan sambil gebrak-gebrak meja. Nah, pemain utamanya itu golongan BINTARA, sedangkan yang duduk di belakang meja, mengatur, mengendalikan, dan kadang ngomel-ngomel itu adalah golongan PERWIRA. Okeh?
Pangkat PERWIRA itu warnanya kuning keemasan, sedangkan golongan BINTARA itu warnanya silver/perak.
Dalam organisasi kepolisian digunakan sistem hierarki yang bertujuan untuk menjaga agar perintah dari atas dapat dilaksanakan dengan baik dan juga sebagai sistem pengendalian. Hierarki berbanding lurus dengan karier, ditandai dengan pangkat.
Berikut saya gambarkan perjalanan karier dari BINTARA:
- Brigadir Polisi Dua (BRIPDA), setelah 4 tahun menjadi
- Brigadir Polisi Satu (BRIPTU), setelah 4 tahun menjadi
- BRIGADIR, setelah 4 tahun menjadi
- Brigadir Polisi Kepala (BRIPKA), setelah 5 tahun menjadi
- Ajun Inspektur Dua (AIPDA), setelah 2 tahun menjadi
- Ajun Inspektur Satu (AIPTU). Ini adalah pangkat tertinggi di golongan BINTARA.
Kalau perwira pangkatnya dibagi tiga golongan, yaitu PAMA (Perwira Pertama), PAMEN (Perwira Menengah), dan PATI (Perwira Tinggi).
PAMA terdiri dari:
- Inspektur Polisi Dua (IPDA), setelah 3 tahun menjadi
- Inspektur Polisi Satu (IPTU), setelah 6 tahun menjadi
- AKP, setelah 2 tahun menjadi
PAMEN terdiri dari:
- Komisaris Polisi (KOMPOL)
- Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)
- Komisaris Besar Polisi (KOMBES)
PATI terdiri dari:
- Brigadir Jenderal Polisi (BRIGJEN)
- Inspektur Jenderal Polisi (IRJEN)
- Komisaris Jenderal Polisi (KOMJEN)
- Jenderal Polisi
Yang patut diperhatikan adalah, di atas pangkat KOMPOL hingga JENDERAL, lamanya kenaikan pangkat tersebut menyesuaikan pendidikan, prestasi, jabatan, dan hasil assessment.
Untuk melihat-lihat gambar pangkat polisi, silahkan mampir ke : http://pelayanmasyarakat.blogspot.com/2011/06/pangkat-polisi.html
Masa dinas yang disebutkan di atas tadi tidak pakem. Bisa dipengaruhi prestasi atau pelanggaran. Misalnya anggota saya yang melakukan pemukulan terhadap tersangka, ditunda kenaikan pangkatnya 2 rotasi, yang artinya dia ditunda satu tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan/penundaan pangkat.
Kalau mau menjadi polisi, bisa memilih apakah mau menjadi BINTARA, atau mau menjadi PERWIRA.
A. Untuk menjadi BINTARA, jalurnya hanya satu yaitu lewat SPN (Sekolah Polisi Negara), pendidikan kurang lebih 7 bulan. Sistem penempatan BINTARA secara umum menggunakan prinsip, “Local boy for local job,” yang artinya orang lokal untuk tugas lokal. Implementasinya jika mendaftar di sulawesi tengggara, penempatan tidak akan jauh dari tenggara(kecuali mendadak dibutuhkan di luar daerah).
B. Untuk menjadi PERWIRA, ada dua jalur. Jalur dari UMUM langsung jadi PERWIRA, atau dari BINTARA jadi PERWIRA.
I. Dari UMUM langsung jadi PERWIRA hanya satu, yaitu. melalui Akademi Kepolisian (AKPOL) di Semarang Jawa Tengah dengan masa pendidikan kurang lebih 3,5 tahun, dengan gelar setara D3. Jalan masuk menjadi AKPOL dari SMA, dari BINTARA junior, atau dari SARJANA. Lulus AKPOL akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan tugas di bidang Operasional maupun Administrasi.
II. Kalau dari BINTARA menjadi PERWIRA ada tiga jalur, yaitu AKPOL, SIP dan SAG.
a) AKPOL juga menerima dari Bintara, namun Bintara Muda berpangkat BRIPTU. Mengingat lulusan AKPOL dipersiapkan untuk memegang jabatan tertinggi dalam Kepolisian.
b) Jalur kedua melalui SIP (Sekolah Inspektur Polisi), yang diikuti hanya oleh BINTARA senior berpangkat AIPDA atau AIPTU dengan masa pendidikan sekitar 6 bulan. Lulus SIP akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan di bidang Operasional maupun Administrasi.
c) Jalur ketiga melalui SAG (Sekolah Alih Golongan), yang hanya diikuti oleh BINTARA senior dengan masa pendidikan sekitar 1 bulan. Lulus SIP akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan di bidang Administrasi.
Untuk SIP maupun SAG karena bersumber dari BINTARA senior, umumnya penempatan tidak jauh dari pendaftaran asal. Sangat berbeda dengan AKPOL, pendidikan keras dan cukup lama bertujuan untuk mempersiapkan seorang manajer yang siap hidup dimana saja. Jadi penempatan lulusan AKPOL benar-benar acak di seluruh NKRI.
Jika ingin masuk Polisi, pertimbangkan apakah ingin mengejar karier yang tinggi (PERWIRA AKPOL) dengan risiko/beban tugas jauh dari rumah. Sedangkan jika ingin menjadi pelaksana (BINTARA), besar kemungkinan ditempatkan tidak jauh dari lokasi pendaftaran.
Sekarang saya mau menjelaskan masalah Sarjana hukum bukan menjadi prioritas saat pendaftaran Polri, sebab semua Polri adalah praktisi hukum, dan banyak kesempatan/peluang setelah menjadi anggota Polri mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan hukum.
Cara masuk ke kepolisian harus masuk yang namanya DIKTUK (Pendidikan Pembentukan).
DIKTUK ini dibagi dua, yaitu AKPOL dan SPN.
DIKTUK ini membentuk karakter sipil menjadi semi militer. Hal ini sangat dibutuhkan sebab anggota Polri harus terbiasa menaati peraturan sebelum bisa menjadi penegak aturan, serta memahami sistem hierarki kepangkatan untuk kelak digunakan dalam menjalankan organisasi Polri.
Tidak semua orang mampu bekerja di bawah banyak aturan-aturan yang mengikat. Oleh karena itu perlu diseleksi, mana calon anggota Polri yang diperkirakan mampu melewati DIKTUK yang kemudian dilantik menjadi anggota Polri.
Oleh karena itu, seleksi masuk Polri terdiri dari beberapa tes, seperti:
- Tes administrasi, (misalnya KTP, peserta yang tidak memiliki KTP mengindikasikan peserta tersebut tidak bisa mematuhi peraturan sederhana dalam masyarakat sipil yaitu administrasi kependudukan)
- Tes kesehatan, (misalnya mengecek mata minus, minus yang berlebih berbahaya apabila diberikan senjata api)
- Tes kesamaptaan (misalnya tes lari, peserta yang memiliki gangguan jantung akan mengalami kesulitan dalam berlari, yang kemungkinan besar akan kerepotan mengejar maling misalnya)
- Tes psikologi (misalnya tes paulie, peserta yang memiliki emosi tidak stabil berpotensi tidak mampu mematuhi perintah atasan, dan mudah menggunakan kekuatan/senpi saat emosinya meningkat)
- Tes Potensi Akademik (misalnya tes pengetahuan umum, peserta yang kecerdasannya terlalu rendah tidak akan mampu menyesuaikan diri dengan beban tugas, kelak akan kewalahan menjadi pembimbing masyarakat)
Setelah lulus, lama masa DIKTUK tergantung dimana dia mendaftar. Jika AKPOL 3,5 tahun, sedangkan SPN 7 bulan.
Saya tambah sedikit masalah karier, pergerakan karier dalam organisasi Kepolisian ada tiga, yaitu:
- Promosi : dipindah ke jabatan yang lebih tinggi karena prestasi
- Demosi : dipindah ke jabatan yang lebih rendah karena kasus/masalah
- Tour of duty / Tour of area : dipindah dengan tingkatan jabatan sama namun beda fungsi, atau dipindah dengan jabatan sama tapi beda wilayah; mutasi ini bertujuan untuk penyegaran petugas pada jabatan/tempat yang baru.
Semoga penjelasan singkat di atas mampu memberi sedikit pencerahan. Kalau ada kekeliruan, saya mohon maaf sebab saya belum pernah berdinas di bidang Sumda (Sumber Daya).
Penjelasan ini tidak bicara masalah gaji, sebab masuk polisi itu PENGABDIAN. Saran saya, jika mau masuk polisi hanya berorientasi GAJI, lebih baik batalkan niat rekan-rekan. Bahasa kasarnya begini, risiko mati ditembak teroris setiap jaga di perempatan jalan; buat prestasi tidak ada yang memuji; salahnya oknum tapi kitanya yang dicaci maki masyarakat; jatah cuti 7 hari/setahun; dapet gaji 3-4jt sebulan. Kalau fokusnya ke gaji, sepertinya lebih nyaman berwiraswasta.
Kata kuncinya untuk menjadi Polisi sekali lagi adalah PENGABDIAN. Kalau ada yang mau beri komentar masalah polisi genduts, mohon renungkan kembali, apakah semua polisi seperti itu? Pernah lihat polisi lagi jaga di jalan dengan celananya sudah pudar seperti celana pramuka? Sekali lagi mohon diingat bahwa kasus-kasus negatif yang menjadi hot topic media hanyalah oknum. Masih banyak Polisi yang hidup pas-pasan, dengan lubang kredit perabot rumah tangga yang banyak, namun mereka masih bertahan menjalankan tugas patroli saat rekan-rekan pulas tertidur atau sedang berlibur ke rumah nenek saat Lebaran tiba. :)
Polisi itu dibagi dua bagian. Bagian pertama adalah pelaksana utama, dan bagian kedua adalah manajerial. Pelaksana dalam Polri disebut golongan BINTARA, sedangkan manajer disebut golongan PERWIRA. Pernah menonton film luar negeri tentang polisi kan? Seperti “Good Cop Bad Coop“, Hunter dsb. Pasti ingat tokoh utamanya sering dimarahi atasannya, bahkan sambil gebrak-gebrak meja. Nah, pemain utamanya itu golongan BINTARA, sedangkan yang duduk di belakang meja, mengatur, mengendalikan, dan kadang ngomel-ngomel itu adalah golongan PERWIRA. Okeh?
Pangkat PERWIRA itu warnanya kuning keemasan, sedangkan golongan BINTARA itu warnanya silver/perak.
Dalam organisasi kepolisian digunakan sistem hierarki yang bertujuan untuk menjaga agar perintah dari atas dapat dilaksanakan dengan baik dan juga sebagai sistem pengendalian. Hierarki berbanding lurus dengan karier, ditandai dengan pangkat.
Berikut saya gambarkan perjalanan karier dari BINTARA:
- Brigadir Polisi Dua (BRIPDA), setelah 4 tahun menjadi
- Brigadir Polisi Satu (BRIPTU), setelah 4 tahun menjadi
- BRIGADIR, setelah 4 tahun menjadi
- Brigadir Polisi Kepala (BRIPKA), setelah 5 tahun menjadi
- Ajun Inspektur Dua (AIPDA), setelah 2 tahun menjadi
- Ajun Inspektur Satu (AIPTU). Ini adalah pangkat tertinggi di golongan BINTARA.
Kalau perwira pangkatnya dibagi tiga golongan, yaitu PAMA (Perwira Pertama), PAMEN (Perwira Menengah), dan PATI (Perwira Tinggi).
PAMA terdiri dari:
- Inspektur Polisi Dua (IPDA), setelah 3 tahun menjadi
- Inspektur Polisi Satu (IPTU), setelah 6 tahun menjadi
- AKP, setelah 2 tahun menjadi
PAMEN terdiri dari:
- Komisaris Polisi (KOMPOL)
- Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)
- Komisaris Besar Polisi (KOMBES)
PATI terdiri dari:
- Brigadir Jenderal Polisi (BRIGJEN)
- Inspektur Jenderal Polisi (IRJEN)
- Komisaris Jenderal Polisi (KOMJEN)
- Jenderal Polisi
Yang patut diperhatikan adalah, di atas pangkat KOMPOL hingga JENDERAL, lamanya kenaikan pangkat tersebut menyesuaikan pendidikan, prestasi, jabatan, dan hasil assessment.
Untuk melihat-lihat gambar pangkat polisi, silahkan mampir ke : http://pelayanmasyarakat.blogspot.com/2011/06/pangkat-polisi.html
Masa dinas yang disebutkan di atas tadi tidak pakem. Bisa dipengaruhi prestasi atau pelanggaran. Misalnya anggota saya yang melakukan pemukulan terhadap tersangka, ditunda kenaikan pangkatnya 2 rotasi, yang artinya dia ditunda satu tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan/penundaan pangkat.
Kalau mau menjadi polisi, bisa memilih apakah mau menjadi BINTARA, atau mau menjadi PERWIRA.
A. Untuk menjadi BINTARA, jalurnya hanya satu yaitu lewat SPN (Sekolah Polisi Negara), pendidikan kurang lebih 7 bulan. Sistem penempatan BINTARA secara umum menggunakan prinsip, “Local boy for local job,” yang artinya orang lokal untuk tugas lokal. Implementasinya jika mendaftar di sulawesi tengggara, penempatan tidak akan jauh dari tenggara(kecuali mendadak dibutuhkan di luar daerah).
B. Untuk menjadi PERWIRA, ada dua jalur. Jalur dari UMUM langsung jadi PERWIRA, atau dari BINTARA jadi PERWIRA.
I. Dari UMUM langsung jadi PERWIRA hanya satu, yaitu. melalui Akademi Kepolisian (AKPOL) di Semarang Jawa Tengah dengan masa pendidikan kurang lebih 3,5 tahun, dengan gelar setara D3. Jalan masuk menjadi AKPOL dari SMA, dari BINTARA junior, atau dari SARJANA. Lulus AKPOL akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan tugas di bidang Operasional maupun Administrasi.
II. Kalau dari BINTARA menjadi PERWIRA ada tiga jalur, yaitu AKPOL, SIP dan SAG.
a) AKPOL juga menerima dari Bintara, namun Bintara Muda berpangkat BRIPTU. Mengingat lulusan AKPOL dipersiapkan untuk memegang jabatan tertinggi dalam Kepolisian.
b) Jalur kedua melalui SIP (Sekolah Inspektur Polisi), yang diikuti hanya oleh BINTARA senior berpangkat AIPDA atau AIPTU dengan masa pendidikan sekitar 6 bulan. Lulus SIP akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan di bidang Operasional maupun Administrasi.
c) Jalur ketiga melalui SAG (Sekolah Alih Golongan), yang hanya diikuti oleh BINTARA senior dengan masa pendidikan sekitar 1 bulan. Lulus SIP akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan di bidang Administrasi.
Untuk SIP maupun SAG karena bersumber dari BINTARA senior, umumnya penempatan tidak jauh dari pendaftaran asal. Sangat berbeda dengan AKPOL, pendidikan keras dan cukup lama bertujuan untuk mempersiapkan seorang manajer yang siap hidup dimana saja. Jadi penempatan lulusan AKPOL benar-benar acak di seluruh NKRI.
Jika ingin masuk Polisi, pertimbangkan apakah ingin mengejar karier yang tinggi (PERWIRA AKPOL) dengan risiko/beban tugas jauh dari rumah. Sedangkan jika ingin menjadi pelaksana (BINTARA), besar kemungkinan ditempatkan tidak jauh dari lokasi pendaftaran.
Sekarang saya mau menjelaskan masalah Sarjana hukum bukan menjadi prioritas saat pendaftaran Polri, sebab semua Polri adalah praktisi hukum, dan banyak kesempatan/peluang setelah menjadi anggota Polri mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan hukum.
Cara masuk ke kepolisian harus masuk yang namanya DIKTUK (Pendidikan Pembentukan).
DIKTUK ini dibagi dua, yaitu AKPOL dan SPN.
DIKTUK ini membentuk karakter sipil menjadi semi militer. Hal ini sangat dibutuhkan sebab anggota Polri harus terbiasa menaati peraturan sebelum bisa menjadi penegak aturan, serta memahami sistem hierarki kepangkatan untuk kelak digunakan dalam menjalankan organisasi Polri.
Tidak semua orang mampu bekerja di bawah banyak aturan-aturan yang mengikat. Oleh karena itu perlu diseleksi, mana calon anggota Polri yang diperkirakan mampu melewati DIKTUK yang kemudian dilantik menjadi anggota Polri.
Oleh karena itu, seleksi masuk Polri terdiri dari beberapa tes, seperti:
- Tes administrasi, (misalnya KTP, peserta yang tidak memiliki KTP mengindikasikan peserta tersebut tidak bisa mematuhi peraturan sederhana dalam masyarakat sipil yaitu administrasi kependudukan)
- Tes kesehatan, (misalnya mengecek mata minus, minus yang berlebih berbahaya apabila diberikan senjata api)
- Tes kesamaptaan (misalnya tes lari, peserta yang memiliki gangguan jantung akan mengalami kesulitan dalam berlari, yang kemungkinan besar akan kerepotan mengejar maling misalnya)
- Tes psikologi (misalnya tes paulie, peserta yang memiliki emosi tidak stabil berpotensi tidak mampu mematuhi perintah atasan, dan mudah menggunakan kekuatan/senpi saat emosinya meningkat)
- Tes Potensi Akademik (misalnya tes pengetahuan umum, peserta yang kecerdasannya terlalu rendah tidak akan mampu menyesuaikan diri dengan beban tugas, kelak akan kewalahan menjadi pembimbing masyarakat)
Setelah lulus, lama masa DIKTUK tergantung dimana dia mendaftar. Jika AKPOL 3,5 tahun, sedangkan SPN 7 bulan.
Saya tambah sedikit masalah karier, pergerakan karier dalam organisasi Kepolisian ada tiga, yaitu:
- Promosi : dipindah ke jabatan yang lebih tinggi karena prestasi
- Demosi : dipindah ke jabatan yang lebih rendah karena kasus/masalah
- Tour of duty / Tour of area : dipindah dengan tingkatan jabatan sama namun beda fungsi, atau dipindah dengan jabatan sama tapi beda wilayah; mutasi ini bertujuan untuk penyegaran petugas pada jabatan/tempat yang baru.
Semoga penjelasan singkat di atas mampu memberi sedikit pencerahan. Kalau ada kekeliruan, saya mohon maaf sebab saya belum pernah berdinas di bidang Sumda (Sumber Daya).
Penjelasan ini tidak bicara masalah gaji, sebab masuk polisi itu PENGABDIAN. Saran saya, jika mau masuk polisi hanya berorientasi GAJI, lebih baik batalkan niat rekan-rekan. Bahasa kasarnya begini, risiko mati ditembak teroris setiap jaga di perempatan jalan; buat prestasi tidak ada yang memuji; salahnya oknum tapi kitanya yang dicaci maki masyarakat; jatah cuti 7 hari/setahun; dapet gaji 3-4jt sebulan. Kalau fokusnya ke gaji, sepertinya lebih nyaman berwiraswasta.
Kata kuncinya untuk menjadi Polisi sekali lagi adalah PENGABDIAN. Kalau ada yang mau beri komentar masalah polisi genduts, mohon renungkan kembali, apakah semua polisi seperti itu? Pernah lihat polisi lagi jaga di jalan dengan celananya sudah pudar seperti celana pramuka? Sekali lagi mohon diingat bahwa kasus-kasus negatif yang menjadi hot topic media hanyalah oknum. Masih banyak Polisi yang hidup pas-pasan, dengan lubang kredit perabot rumah tangga yang banyak, namun mereka masih bertahan menjalankan tugas patroli saat rekan-rekan pulas tertidur atau sedang berlibur ke rumah nenek saat Lebaran tiba. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar